News Update :
Home » , » Iraw Tengkayu Tarakan Kalimantan Utara

Iraw Tengkayu Tarakan Kalimantan Utara

Penulis : Unknown on Tuesday, December 17, 2013 | 6:49 AM


Iraw Tengkayu adalah salah satu upacara ritual yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat suku Tidung, didalamnya terdapat ritual yang disebut PAKAN yang berarti menghaturkan sesaji berupa makanan dan lain-lain. Upacara PAKAN yang akan diungkapkan disini adalah berupa upacara menghaturkan sesaji yang dihanyutkan ke laut yang merupakan ungkapan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas rezeki yang diperoleh dari hasil laut, dengan harapan selanjutnya beroleh hasil yang lebih baik daripada sebelumnya.

Dengan masuknya Agama Islam di daerah Kota Tarakan maka budaya Islam banyak mempengaruhi tradisi budaya Suku Tidung sejak masa pemerintahan Raja Suku Tidung Tarakan yang bernama BENGAWAN, yang menurut riwayat adalah raja suku Tidung pertama yang menganut Agama Islam yang memerintah dari tahun 1236 - 1280.

Iraw Tengkayu sendiri merupakan acara menghanyutkan perahu yang berbentuk haluan perahu bercabang iga. Haluan yang tengah bersusun tiga, haluan yang kanan dan kiri masing-masing bersusun dua, maka terdapat tujuh haluan yang bermaksudkan jumlah hari dalam seminggu dimana kehidupan manusia berlangsung dari hari dan seterusnya.

Warna perahu terdiri dari kuning, hijau dan merah. Haluan perahu yang teratas (tengah) dan perlengkapan lainnya di atas perahu berwarna kunig, yang mana warna kuning menurut tradisi budaya Suku Tidung adalah perlambang suatu yang ditinggikan dan dimuliakan. Hanya satu haluan yang berwarna kuning bermaksud hanya bahwa satu penguasa tertinggi alam semesta yaitu Yang Maha Kuasa ALLAH SWT, Sang Maha Pencipta.

Diatas perahu terdapat lima buah tiang yang melambangkan sholat lima waktu yang merupakan tiang agama Islam. Guna tiang tiang ersebut adalah tempat mengikatkan atap dari kain berwarna kunig yang disebut PARI-PARI. Pada tiang kanan depan terpasang kain kunig ke haluan kanan, demikian pula pada tiang kiri depan memanjang turun ke haluan kiri. Diatas padaw tuju dulung dibuat bentuk seperti rumah dengan atap bersusun tiga yang disebut MELIGAY yang terdapat pintu keempat dindingnya. Didalam meligay diletakkan sesaji berupa makanan.

Dalam perjalanan dan perkembangannya tradisi ini (Pesta Iraw Tengkayu) memperlihatkan resistensi budaya yang tetap berkembang dalam masyarakat dan cukup berpotensi sebagai atraksi daya tarik wisata.

Momen ini telah direspon pemerintah daerah dengan ditetapkan perayaannya dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali dirangkaikan dengan peringatan hari jadi Kota Tarakan di Kalimantan Timur bagian Utara. Secara nasional Iraw Tengkayu juga telah menjadi calender of event pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
 
Bagikan Artikel Ini :
 
STMIK PPKIA TARAKANITA RAHMAWATI KOTA TARAKAN